GOOGLE TRANSLATE

Saturday, November 15, 2008

Hanyalah Sementara


Ada kalanya tiba masa-masa sulit, yang membuat hidup serasa penuh kepedihan dan keluh kesah. Namun, pada saatnya jua tibalah masa-masa kegembiraan, yang membuat hidup terasa ringan dan terang. Tanpa sadar bibir kita basah dengan senyuman. Sesungguhnya, kesedihan, kegembiraan, kekecewaan, keriangan dan emosi-emosi lain hanyalah sementara. Sebagaimana sesaatnya malam ditelan siang. Tak selamanya kesedihan dan kegembiraanmelanga anda. Semua itu datang silih berganti, tanpa selalu dapat dinanti.

Yang perlu anda pahami adalah kesementaraan ini. Kesementaraan menunjukkan bahwa emosi-emosi itu bukanlah milik anda. Ia hanya sebuah tawaran dari alam yang menuntun tindakan dan sikap anda. Ia bukanlah anda. Saat gembira sadarilah kegembiraan itu. Saat sedih pahamilah kesedihan itu. Saat anda penuh dengan kesadaran akan emosi anda, saat itu anda bersentuhan dengan jiwa yang tenang milik anda.

Tuesday, November 11, 2008

Mulailah Memberi

Bila tak seorang pun berbelas kasih pada kesulitan anda. Atau, tak ada yang mau merayakan keberhasilan anda. Atau tak seorang pun bersedia mendengarkan, memandang, memperhatikan apa pun pada diri anda. Jangan masukkan ke dalam hati. Manusia selalu disibukkan oleh urusannya sendiri. Anda tak perlu memasukkan itu ke dalam hati. Karena hanya akan menyesakkan dan membebani langkah anda. Ringankan hidup anda dengan memberi pada orang lain. Semakin banyak anda memberi semakin mudah anda memikul hidup ini.

Berdirilah di depan jendela. Pandanglah keluar. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang bisa anda berikan pada dunia ini. Pasti ada alasan kuat mengapa anda hadir di sini. Bukan untuk merengek atau meminta dunia menyanjung anda. Keberadaan anda bukan untuk kesia-siaan. Bahkan seekor cacing pun dihidupkan untuk menggemburkan tanah. Dan, sebongkah batu dipadatkan untuk menahan gunung. Alangkah hebatnya anda dengan segala kekuatan. yang tak dimiliki siapapun untuk mengubah dunia. Itu hanya terwujud bila anda mau memberikannya.

Sunday, November 2, 2008

Lebih dari Sekedar Ucapan Terima Kasih

Seorang anak merengek minta dibelikan jagung bakar. Dengan sedikit enggan ibunya mengulurkan selembar uang dan mengawasinya dari kejahuan. Lalu si anak dengan tekun mengikuti gerak-gerik nenek tua penjual jagung bakar memainkan kipas bambunya. Mata kanak-kanaknya membulat terheran-heran pada pletikan biji jagung, asap, serta harum tertebar kemana-mana. Sedangkan nenek tua berpakaian lusuh itu tersenyum melirik anak kecil yang jongkok disebelahnya. Mata tuanya meredup melayang entah kemana. Sesekali dicubitnya pipi anak itu. Kemudian diberikannya jagung bakar itu pada anak yang sedari tadi berharap-harap takjub, katanya, "Ambil saja buatmu nak. Tak usah dibayar." Si ibu mengucapkan terima kasih lalu berkata pada sang ayah, "Lumayan, kita dapat rejeki satu jagung bakar." Lalu mereka meninggalkan taman kota itu dengan kendaraan roda empat mereka.

Tunggu dulu wahai ibu! Mengapa kau menyebutnya sebagai rejeki? Bukankah dengan demikian si nenek tua itu malah kehilangan sebagian pengahasilannya yang tak seberapa? Tidakkah kau terpanggil untuk membalas pemberian itu dengan sesuatu yang lebih dari sekedar kata terima kasih? Memang, menerima selalu menyenangkan. Namun, memberi dengan sikap tulus lebih membahagiakan. Tahukah kau, wahai ibu, hati nenek tua itu teramat terang, jauh lebih terang dari lampu menerangi temaran senja ini.

Saturday, October 25, 2008

Kejujuran

Bersiaplah selalu untuk menghadapi situasi yang menuntut kejujuran anda. Nasehat agar kita senantiasa berlaku jujur lebih mudah diucapkan daripada kenyataan. Bayangkan seseorang dalam keadaan "terjepit", bila ia berkata jujur, ia akan kehilangan keuntungan besar yang sudah ada dalam genggamannya. Sebaliknya, bila ia mau sedikit berdusta bukan hanya keuntungan namun juga kebanggaan yang akan diraihnya. Sebenarnya, kejujuran adalah sebuah sikap yang tidak perlu dihitung dengan nilai uang. Kejujuran bukanlah sebuah pilihan. Seseorang melakukan dusta karena ia memilih untuk berdusta. Mengapa dusta adalah pilihan? Karena anda tidak bisa menipu diri sendiri. Hati nurani tak bisa dibungkam meski ia hanya berbisik lirih.

Pepatah kuno ini tak pernah lekang bagaimana pun majunya sebuah perekonomian: "kejujuran adalah mata uang yang laku dimana-dimana." Bawalah sekeping kejujuran dalam saku anda, itu melebihi mahkota raja diraja sekalipun.

Wednesday, October 22, 2008

Kerendahan Hati

Kalau engkau tak sanggup menjadi beringin yang tumbuh di puncak bukit, jadilah saja semak belukar. Tetapi belukar yang terbaik yang tumbuh di tepi danau. Kalau engkau tak sanggup jadi belukar, jadilah saja rumput. Tapi rumput yang terbaik yang memperkuat tanggul pinggiran jalan. Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya, jadilah saja jalan kecil, yang membawa orang ke mata air.

Tak semua menjadi nahkoda. Tentu ada awak kapalnya. Bukan besar kecilnya tugas yan menjadi tinggi rendahnya dirimu. Jadilah saja dirimu, sebaik-baiknya dirimu sendiri.

Saturday, October 18, 2008

Cobalah Untuk Merenung

Sediakan beberapa menit dalam sehari untuk melakukan perenungan. Lakukan di pagi hari yang tenang, segera setelah bangun tidur. Atau di malam hari sesaat sebelum beranjak tidur. Merenunglah dalam keheningan. Jangan gunakan pikiran untuk mencari jawaban. Cukup berteman dengan ketenangan maka anda akan mendapatkan kejernihan pikiran. Jawaban berasal dari pikiran anda yang bening. Selama berhari-hari nada disibukkan oleh berbagai hal. Sadarilah bahwa pikiran anda memerlukan istrirahat. Tdak cukup hanya dengan tidur. Anda perlu tidur dalam keadaan terbangun. Merenunglah dan dapatkan ketentraman batin.

Pikirkan yang digunakan itu bagaikan air sabun yang diaduk dalam sebuah gelas kaca. Semakin banyak sabun yang tercampur semakin keruh air. Semakin cepat anda mengaduk semakin kencang pusaran. Merenung adalah menghentikan adukan. Dan membiarkan air berputar perlahan. Perhatikan partikel sabun turun satu persatu, menyentuh dasar gelas. Benar-benar perlahan. Tanpa suara. Bahkan anda mampu mendengar luruhnya partikel sabun. Kini anda mendapatkan air jernih tersisa di permukaan. Bukankah air yang jernih mampu meneruskan cahaya. Demikian hal dengan pikiran anda yang bening

Monday, October 13, 2008

Inti Sebuah Kebijaksanaan

Konon, ada seorang raja muda yang pandai. Ia memerintahkan semua mahaguru terkemuka dalam kerajaannya untuk berkumpul dan menulis semua kebijaksanaan dunia ini. Mereka segera mengerjakannya dan empat puluh tahun kemudian, mereka telah menghasilkan ribuan buku berisi kebijaksanaan. Raja itu, yang pada saat itu telah mencapai usia enam puluh tahun, berkata kepada mereka, "Saya tidak mungkin dapat membaca ribuan buku. Ringkaslah dasar-dasar semua kebijaksanaan itu."

Setelah sepuluh tahun berjalan, para mahaguru itu berhasil meringkas seluruh kebijaksanaan dunia dalam seratus jilid. "Itu masih terlalu banyak," kata sang raja. "Saya telah berusia tujuh puluh tahun. Peraslah semua kebijaksanaan itu ke dalam inti yang paling dasariah."

Maka orang-orang bijak itu mencoba lagi dan memeras semua kebijaksanaan di dunia ini ke dalam hanya satu buku. Tapi pada waktu itu raja berbaring di tempat tidur kematiannya. Maka pemimpin kelompok mahaguru itu memeras lagi kebijaksanaan-kebijaksanaan itu ke dalam satu pernyataan, "Manusia hidup, lalu menderita, kemudian mati. Satu-satunya hal yang tetap bertahan adalah cinta."

Friday, October 10, 2008

Orang Besar Berpikir Besar

Anda besar dengan berpikir besar. Anda kecil bila berpikir keci. Keterbatasan anda adalah pikiran anda. Mimpi dianugerahkan agar anda bisa berpikir besar. Maka bermimpilah menjadi besar. Mulailah dari pikiran anda. Keberhasilan semata-mata bagaimana anda meletakkannya dalam pikiran. Tidak ada yang salah pada lingkungan sekitar. Tidak pula salah pada waktu anda. Semua memberikan tempat dan kesempatan bagi anda untuk meraih keberhasilan. Tinggal anda mengambil langkah pertama, yaitu berpikir besar.

Tak ada yang salah pada katak yang merindukan bulan. Tak ada yang salah pada kera yang ingin menjadi dewa. Jangan hiraukan ucapan orang lain. Bergaullah dengan orang-orang yang berkepribadian besar. Perlakukanlah diri anda dengan penuh rasa hormat, maka orang lain akan menghormati anda sebagai oran besar

Wednesday, October 1, 2008

Janganlah Memaksa

Seorang kakek sedang berjalan-jalan sambil menggandeng cucunya di jalan pinggiran pedesaan. Mereka menemukan seekor kura-kura. Anak itu mengambilnya dan mengamat-amatinya. Kura-kura itu segera menarik kakinya dan kepalanya masuk di bawah tempurungnya. Si anak mencoba membukanya secara paksa.

"Cara demikian tidak pernah akan berhasil, nak!" kata kakek, "Saya akan mencoba mengajarimu."

Mereka pulang. Sang Kakek meletakkan kura-kura di dekat perapian. Beberapa menit kemudian, kura-kura itu mengeluarkan kakinya dan kepalanya sedikit demi sedikit. Ia mulai merangkak bergerak mendekati si anak.

"Janganlah mencoba memaksa melakukan segala seuatu, nak!" nasihat kakek, "Berilah kehangatan dan keramahan, ia akan menanggapinya."

Saturday, September 27, 2008

Belajar Seumur Hidup

Bila anda menganggap bahwa anda sudah tak perlu lagi belajar selepas meraih ijazah sekola, maka anda salah. Dunia sedang berjalan semakin cepat. Manusia bekerja semakin baik. Persoalan yang muncul semakin rumit. Anda memerlukan berbagai keterampilan yang baru. Bukan hanya sebagai alat untuk meraih kemajuan. Namun untuk berada di suatu tempat, anda dituntut untuk tahu bagaimana menjaga posisi. Karena itu, jangan berhenti belajar.

Pelajarilah hal-hal baru dengan penuh antusias. Belajar berarti membuka diri anda pada dunia Yang Maha Luas ini. Belajar mengingatkan, sesungguhnya anda tak mungkin tahu semua jawaban. Belajar mengajarkan pelajaran terpenting dalam hidup, yaitu kerendahan hati untuk bertanya.

Memang benar, sarang burung Manyar tak mengalami perubahan sejak berabad-abad lalu. Mungkin, hingga berabad-abad ke depan. Juga benar, ikan Salmon mungkin takkan mengubah perjalannya ke sungai air tawar untuk meletakkan telur-telur mereka. Namun, kehidupan manusia selalu berubah.

Bukan hanya dari tahun ke tahun, atau dari bulan ke bulan. Tetapi, dari hari ke hari. Manusia akan menemukan cara-cara terbaik bagi hidup mereka . Rahasia alam ini terlalu Maha Besar untuk dimengerti dalam seumur yang fana ini. Anda tidak harus mengetahui semua jawaban. Namun, anda harus berusaha tahu apa yang terbaik bagi hidup anda. Untuk itu anda harus belajar. Seumur hidup anda.

Wednesday, September 17, 2008

Anda Tidaklah Sendiri

Kesepian anda bukan karena tiadanya orang di sekitar anda, namun karena tiadanya seseorang di hati anda. Anda dapat kehilangan saat-saat yang berharga. Yaitu ketika anda suatu saat merasa enggan untuk memberikan bantuan pada orang yang membutuhkan. Saat mengulurkan pertolongan, tanpa sadar anda menjalin hati anda dan hati orang lain dengan dawai emas yang tak tampak. Dawai itu bernama persaudaraan. Semakin banyak anda menjalin dawai semakin jauh hati anda dari kesepian. Karena dawai-dawai itu akan mendetingkan nada-nada yang memenuhi dan menghibur jiwa.

Bangkitlah dan tebarkan uluran tangan anda. Segaris senyum dan tatapan mata yang bersahabat cukup untuk membangunkan bahwa anda sama sekali tidak sendiri.

Monday, September 15, 2008

Ikan Kecil Dan Air

Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang berbincang -bincang di tepi sungai. Kata ayah kepada anaknya, "Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati."

Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengarkan percakapan itu dari bawah permukaan air, ia mendadak menjadi gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, "Hai, tahukah kamu dimana air? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati."

Ternyata semua ikan tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil semakin gelisah, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal serupa, "Dimanakah air?"

Jawab ikan sepuh, "Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita akan mati." Apa arti cerita tersebut bagi kita. Manusia kadang-kadang mengalami situasi seprti ikan kecil, mencari kesana kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal ia sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan sedang melingkupinya sampai-sampai dia tidak menyadarinya.



Saturday, September 13, 2008

Cinta dan Waktu

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.

Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta.

Tak lama Cinta melihat kekayaan sedang mengayuh perahu. "Kekayaan! Kekayaan ! Tolong aku!" teriak Cinta. "Aduh! Maaf, CInta!" kata Kekayaan, "perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagiu di perahuku ini."

Lalau Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. "Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta.

Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan CInta semakin panik. Tak lama lewatlah Kecantikan "Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!" teriak Cinta. "Wah Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan. "Oh, kesedihan, bawahlah aku bersamamu," kata Cinta. "Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sedirian saja..." kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik perahuku!" Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.

Si pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu. "Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu. "Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran. "Sebab," kata orang itu, "hanya Waktulah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari CInta itu..."

Friday, September 12, 2008

Orang-Orang Penting

Istilah orang penting terlalu sering digambarkan dengan politisi yang berkuasa, bos konglomerat, atlit berprestasi, artis ternama, atau semua yang kita golongkan selebritis.

Kenyataanya, setiap orang adalah orang penting. Setiap kehidupan adalah penting. Tidak ada yang lebih penting dari yang lain. Anda sama pentingnya dengan wajah-wajah yang bermunculan di layar TV atau sampul majalah. Demikian juga pentingnya orang-orang di sekitar anda.

Setiap orang memiliki sesuatu yang bisa disumbangkan pada kehidupan. Setiap orang bisa membuat perbedaan positif. Setiap orang memiliki hal yang khas di dunia ini. Dan setiap orang memerlukan hidupnya semakin bernilai. Itu yang membuat setiap orang menjadi penting. Tentu ada orang yang berhasil menjadi sumber inspirasi orang lain, yang mampu memimpin orang lain, yang mau melayani orang lain, yang mengajari orang lain. Mereka juga tidak lebih penting dari orang lain. Tetapi mereka melakukan itu karena dimulai dari kesadaran bahwa hidup mereka penting, dan menjadi lebih penting lagi saat mereka memerlukan orang lain.

Orang-orang penting ada di sekitar anda. Mereka memiliki potensi luar biasa, sama seperti anda. Kenali dan hargai potensi yang ada pada mereka, dan diri anda. sertai dengan tidak lanjut. Jadikan mereka orang penting, dan anda pun akan dianggap orang penting.

Wednesday, September 10, 2008

Selalu Ada Sisi Baik

Jadilah pihak yang selalu optimis dan berusaha untuk melihat kesempatan di setiap kegagalan. Jangan bersikap pesimis yang hanya melihat kegagalan di setiap kesempatan. Orang optimis melihat donat, sedangkan orang pesimis melihat lubangnya saja.

Anda dapat mengembangkan keberhasilan dari setiap kegagalan. Keputusasaan dan kegagalan adalah dua batu loncatan menuju keberhasilan. Tidak ada elemen lain yang begitu berharga bagi anda jika saja anda mau mempelajari dan mengusahakannya bekerja untuk anda.

Pandanglah setiap masalah sebagai kesempatan. Hanya bila cuaca cukup gelaplah anda bisa melihat bintang.

Tuesday, September 9, 2008

Menyingkirkan Duri

Kita berbuat baik tentunya bukan untuk mengharapkan sesuatu. Karena kita sadar itulah peran yang harus kita mainkan. Adalah kewajiban kita untuk menyingkirkan duri di jalan yang sedang kita lalui, bukan saja agar tak melukai diri kita, namun untuk menjaga para pejalan lain.

Jadi, meski tak seorang pun mengucapkan terima kasih atas perbuatan baik anda, itu tak perlu mengecilkan arti kerja anda. Mungkin saja orang lain tak memahami kebaikan itu, karena mereka menganggap memang seharusnya anda lakukan itu. Maka, apatah artinya sebuah ucapan terima kasih. Biarkan saja kebaikan mengalir dari tangan anda. Dan, biarkan benak anda terbebas dari perasaan berjasa. Temukan arti pesan sang bijak, berikan derma dari tangan kanan seakan-akan tangan kirimu mengerahuinya.

Monday, September 8, 2008

Singkirkan Ketakutan

Jalan keberhasilan ini adalah milik anda. Pada saat anda menyadari bahwa anda bertanggungjawab penuh atas segala sesuatunya, dan anda tak menemukan alasan apa pun untuk menyalahkan orang lain, di saat itulah anda menemukan jalan anda sendiri. Di saat itulah anda menyadari kebebasan dan hilangnya ketakutan. Hanya anda yang mampu memikul hidup anda, bukan orang lain.

Bila anda menganggap hidup adalah suatu tugas, tunaikanlah. Bila anda menganggap didup adalah beban, pikullah. Bila anda menganggap hidup adalah harta karun yang tak terhingga, berbagilah. Kerjakan yang terbaik dari diri anda. Tujuan hidup akan anda temukan di saat anda menjalani perjalanan anda. Dan yang terpenting, anda tak kan menemukan apa-apa bila diam tak melakukan sesuatupun.

Saturday, September 6, 2008

Pertunjukkan Akhir

Seorang pemain sirkus memasuki hutan untuk mencari anak ular yang akan dilatih bermain sirkus. Beberapa kemudian, ia menemukan beberapa anak ular dan mulai melatihnya. Mula-mula anak ular itu dibelitkan pada kakinya. Setelah itu menjadi besar dilatih untuk melakukan permainan yang lebih berbahaya, diantaranya membelit tubuh pelatih.

Sesudah berhasil melatih ular itu dengan baik, pemain sirkus itu mulai mengadakan pertunjukkan untuk umum. Hari demi hari jumlah penontonnya semakin banyak. Uang yang diterimanya semakin besar. Suatu hari, permainan segera dimulai. Atraksi demi atraksi silih berganti. Semua penonton tidak putus-putusnya bertepuk tangan menyambut setiap pertunjukkan. Akhirnya, tibalah acara yang mendebarkan, yaitu permainan ular. Pemain sirkus memerintahkan ular itu untuk membelit tubuhnya. Seperti biasa, ular itu melakukan apa yang diperintahkan. Ia mulai melilitkan tubuhnya sedikit demi sedikit pada tubuh tuannya. Makin lama makin keras lilitannya. Pemain sirkus kesakitan. Oleh karena itu ia lalu memerintahkan agar ular itu melepaskan lilitannya, tetapi ia tidak taat. Sebaliknya ia semakin liar dan lilitannya semakin kuat. Para penonton menjadi panik, ketika jeritan yang sangat memilukan terdengar dari pemain sirkus itu, dan akhirnya ia meninggal.

Renungan:

Kadang-kadang dosa terlihat tidak membahayakan. Kita merasa tidak terganggu dan dapat mengendalikannya. Bahkan kita merasa bahwa kita sudah terlatih untuk mengatasinya. Tetapi pada kenyataanya, apabila dosa itu telah melilit hidup kita, sukar dapat melepaskan diri lagi daripadanya.

Friday, September 5, 2008

Delapan Kado Indah

Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.

KEHADIRAN
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada di sampinya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.

MENDENGAR
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapanya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela. mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

DIAM
Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel.

KEBEBASAN
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah "Kau bebas berbuat semaumu." Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

KEINDAHAN
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

TANGGAPAN POSITIF
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikirang, sikap atau tidakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernakah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.

KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah". Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

SENYUMAN
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada oran yang dikasihi?

Tuesday, September 2, 2008

Relatif

Panggung 1: Jauh di sebuah dusun nelayan dengan bau laut yang kental. Seorang paman menanyakan kabar keponakannya yang telah lama pergi ke kota. Dengan bangga, ibunya menjawab "Syukurlah, sekarang hidup Bejo sudah enak. Dia bekerja sebagai petugas kebersihan di gedung tinggi."

Panggung 2: Di sebuah gedung perkantoran di tengah kota yang sibuk. Seorang bos berdasi menanyakan seorang pegawai yang tampak lesuh. Dengan gugup, manajernya menjawab, "Namanya Bejo pak! Pegawai rendahan di bagian kebersihan. Sayang, nasibnya tidak sebaik namanya." Aha! Betapa relatifnya nilai sebuah pekerjaan. Dari satu sudut pandang, sesuatu yang dibanggakan ternyata tak ubahnya sebuah cemoohan. Namun dari sudut lain, sebuah ejekan ternyata sumber harapan panjang. Begitulah bila pikiran mulai menilai-nilai apa yang disebut "kemujuran" hidup, maka pada saat yang sama ia memisah-misahkan orang ke dalam kelas-kelas yang berbeda. Padahal, melalui tatapan hati nurani, tiadalah lebih berharga jabatan tinggi di hadapan jabatan rendah. Ketika anda menghargai dan membebaskan diri dari peringkat-peringkat "keberuntungan", di saat itu anda mampu mendengar bisikan nurani.

Monday, September 1, 2008

Tidak Ada YANg Sia-Sia

Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbalik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin saja anda mengalami pengalaman buruk yang tak mengenakkan, maka keburukan itu hanya karena anda melihat dari salah satu sisi mata uang saja. Bila anda berani menengok ke sisi yang lain, anda akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda.

Anda tidak harus menjadi orang tersenyum terus atau menampakkan wajah yang ceria. Optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan mengerutkan alis.

Setiap tetes air yang keluar dari mata air tahu mereka mengalir menuju ke laut. Meski harus melalui anak sungai, selokan, kali keruh, danau dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan. Bahkan, ketika menunggu di samudra, setiap tetes air tahu, suatu saat saat panas dan angin akan membawa mereka menuju pucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan menurunkan hujan. Sebagian menyuburkan rerumputan, sebagian tertampung dalam sumur-sumur. Sebagian kembali ke laut. Adahkah sesuatu yang sia-sia dari setiap air yang anda temui di selokan rumah anda?

Sunday, August 31, 2008

Kesombongan Diri

Budi, seorang anak laki-laki SD kelas 3 baru saja memenangkan sebuah mendali sebagai pembaca terbaik di kelas. Terbuai oleh kesombongan, ia menyombongkan diri dihadapan pembantu rumah, "Bibi, coba lihat, jika mau Bibi dapat membaca sebaik saya." Pembantu itu mengambil buku, memandangnya, dan akhirnya berkata dengan terbata-bata, "Nak Budi, saya tidak bisa membaca."

Sombong seperti burung merak, anak kecil itu lari ke ruangan keluarga dan berteriak kepada ayahnya, "Yah, Bibi tidak bisa membaca, sedangkan saya meski baru berumur 8 tahun, saya sudah dapat medali untuk kehebatan membaca. Saya ingin bagaimana sih perasaannya, memandang buku tapi tidak bisa membaca."

Tanpa berkata sepatah pun, ayahnya berjalan menuju rak buku, mengambil satu buku, dan memberinya ke Budi dan berkata, "Bibi merasa seperti ini." Buku itu ditulis dalam bahasa Jerman dan Budi tidak bisa membaca satu kata pun.

Anak laki-laki itu tidak akan pernah melupakan pelajaran itu sekejap pun. Bila perasaan sombong datang, dia dengan tenang akan mengingatkan dirinya, "Ingat, kamu tidak bisa membaca dalam bahasa Jerman."

Saturday, August 30, 2008

Masalah Adalah Tantangan

Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya. Bila anda menganggap masalah sebagai tantangan, anda mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat keberhasilan di balik setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses anda. Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah sepihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, eraman hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku. Sesaat kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila anda tak berani mengatasi masalah, anda takkan menjadi seseorang yang sejati.

Kesempatan Yang Tersembunyi

Bila anda tak pernah melakukan kesalahan, ada baiknya anda melihat lagi langkah anda. Jangan-jangan anda tak melangkah setapak pun. Kesalahan memang tak mengenakkan, namun seorang optimis lebih banyak belajar dari kesalahan daripada dari keberhasilan. Kesalahan menuntun anda untuk mempelajari kembali sesuatu yang terjadi. Bukan cuma itu, kesalahan memimpin anda untuk mengambil tindakan yang lebih baik.

Kesalahan adalah kawan baik yang mengatakan secara samar apa yang harus anda kerjakan. Lihatlah kesalahan apa adanya. Jauhkan prasangka, kesedihan dan ratapan bila kesalahan menimpa anda. Karena, dibalik kesalahan tersimpan kesempatan yang tersembunyi.

Columbus melakukan "kesalahan" yang besar dalam perjalanannya mencari jalur ke India, yaitu menemukan benua Amerika. Namun bertahun-tahun kemudian, jutaan orang mengikuti "kesalahan" tersebut untuk menuai kemakmuran hidup mereka. Masikah anda menganggapnya sebagai kesalahan?

Thursday, August 28, 2008

Gagal..., Siapa Takut?

Apakah anda takut gagal? Sedemikian takutnya sampai anda tidak berusaha untuk mencoba? Coba anda pikirkan kembali, hal tersebut benar-benar tidak masuk akal. Dengan tidak mencoba barang sekalipun, sebenarnya anda sudah gagal. Jadi rasa takut gagal adalah penyebab kegagalan yang pasti.

Apakah anda merasa takut? Coba perhatikan rasa takut anda. Perhatikan pesan yang berusaha disampaikannya. Rasa takut membuat anda lebih waspada. Rasa takut memberi energi ekstra. Rasa takut membuat anda mampu mendorong sumber daya dalam diri anda - lebih dari rasa takut.

Rasa takut sebenarnya ada untuk mendorong anda maju, bukan untuk menahan anda. Biarkan rasa takut mengajarkan anda. Biarkan rasa takut mempersiapkan anda. Tetapi jangan membuat rasa takut menghentikan anda. Saat rasa takut menahan anda, coba perhatikan baik-baik apa yang menyebabkan rasa takut - dan anda akan menemukan alasan untuk bergerak maju.

Kegagalan paling abadi adalah kegagalan untuk mulai bertindak. Bila anda sudah mencoba dan ternyata gagal, anda memperoleh sesuatu yang bisa dipelajari dan mungkin dicoba kembali. Anda tidak akan pernah gagal bila anda terus berusaha.

Kisah Sebuah Batu Kusam

Suatu ketika seorang pengrajin batu berjalan di gunung yang sangat gersang dan melihat seonggok batu dengan warna coklat kusam yang telah diselimuti oleh lumut dan kenampakan luarnya relatif lapuk. Kemudian dengan sekuat tenaga sang pengrajin tersebut mengayunkan godamnya mengenai batu hingga mendapatkan bongkahan batu sebesar kepala, dan mulai terlihat warna asli dari batu tersebut adalah putih.

Dibawahnya batu itu ke rumahnya, dipotongnya dengan menggunakan gerinda (alat pemotong batu), hingga percikan api hasil gesekan dengan batu itu sesekali terlihat. Dihaluskannya permukaannya yang kasar dari batu tersebut dan dipoles.

Siang dan malam, ia berusaha membuat sebentuk batu penghias cincin, dari warna batu yang putih dan kasar, bernagsur-angsur menjadi putih, mengkilap dan licin. Pengrajin tersebut tahu betul kesempurnaan bentuk sebuah batu penghias cincin, akhirnya terciptalah sebuah batu yang bernilai.

Renungan:

Sebenarnya alam memberikan berbagai pelajaran buat kita. Kita adalah sebongkah batu, kondisi lapuk, berlumut dan rapuh adalah kondisi kita yang tidak mampu melawan cobaan. Pukulan godam, gesekan gerinda, percikan api, polesan amplas adalah gambaran dari cobaan untuk menempa kita.

Terkadang kita menolak cobaan yang datang, tetapi sebenarnya cobaan tersebut adalah sarana yang datang dari Sang Pencipta untuk membentuk kepribadiaan kita sehingga kita bisa terlihat bersinar.

Sekarang mari kita pikirkan, dimanakah posisi kita? Apakah kita seonggok batu yang tidak berharga? Ataukah kita seonggok batu yang sedang mengalami proses menjadi sebuah batu penghias cincin yang memiliki nilai yang mahal?

Tuesday, August 26, 2008

Melawan Diri Sendiri

Kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain. Namun, kemenangan atas diri sendiri. Berpacu di jalur keberhasilan diri adalah pertandingan untuk mengalahkan rasa ketakutan, keengganan, keangkuhan, dan semua beban yang menambat diri di tempat start.

Jerih payah untuk mengalahkan orang lain sama sekali tak berguna. Motivasi tak semestinya lahir dari rasa iri, dengki atau dendam. Keberhasilan sejati memberikan kebahagiaan yang sejati, yang tak mungkin diraih lewat niat yang ternoda.

Pelari yang berlari untuk mengalahkan pelari yang lain, akan tertinggal karena sibuk mengintip laju lawan-lawannya. Pelari yang berlari untuk memecahkan recordnya sendiri tak peduli apakah pelari lain akan menyusulnya atau tidak. Tak peduli dimana dan siapa lawan-lawannya. Ia mencurahkan seluruh perhatian demi perbaikan catatannya sendiri.

Ia bertanding dengan dirinya sendiri, bukan melawan orang lain. Karenannya, ia tak perlu bermain curang. Keinginan untuk mengalahkan orang lain adalah awal dari kekalahan diri sendiri

Monday, August 25, 2008

Tujuh Keajaiban Dunia

(Tujuh Keajaiban Dunia yang baru sejak tanggal 7 Juli 2007)
Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari "Tujuh Keajaiban Dunia." Pada awal dari pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar apa yang mereka pikir merupakan "Tujuh Keajaiban Dunia" saat ini. Walaupun ada beberapa ketidak-sesuaian, sebagian besar daftar berisi;

1) Piramida
2) Taj Mahal
3) Tembok Besar Cina
4) Menara Pisa
5) Kuil Angkor
6) Menara Eiffel
7) Kuil Parthenon

Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Jadi, sang guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya.

Gadis pendiam itu menjawab,"Ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena sangat banyaknya."
Sang guru berkata, "Baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki, dan mungkin kami bisa membantu memilihnya."

Gadis itu tagu sejenak, kemudian membaca, "Saya pikir, "Tujuh Keajaiban Dunia" adalah,

1) Bisa melihat,
2) Bisa mendengar,
3) Bisa menyentuh,
4) Bisa menyayangi,

Dia ragu lagi sebentar, dan kemudian melanjutkan,
5) Bisa merasakan,
6) Bisa tertawa,
7) Dan, bisa mencintai

Ruang kelas tersebut sunyi seketika. Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya "keajaiban". Sementara kita lihat lagi semua yang telah Tuhan karuniakan untuk kita, kita menyebutnya sebagai "biasa". Semoga anda hari ini diingatkan tentang segala hal yang betul-betul ajaib dalam kehidupan anda.

Sunday, August 24, 2008

Satu Langkah Ke Depan

Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam keadaan tetap bergerak, anda menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan, daripada tidak bergerak sama sekali.

Dalam hidup kita sering merasa buntu hanya karena kita ingin mengambil satu langkah yang terlalu besar, langkah raksasa. Akibatnya, masalah kita jadi terlihat besar sekali, kompleks dan tak terselesaikan. Hasilnya, anda hanya termenung dan tidak bergerak.

Sabar dan coba mundur sebentar. Perhatikan tantangan anda. Tidaklah lebih memungkinkan bagi anda untuk mengambil langkah-langkah pendek terus menerus, ketimbang berusaha menelan semua masalah sekaligus. Satu langkah kecil demi satu langkah kecil, asalkan anda tidak berhenti, adalah cukup, karena anda masih memiliki hari esok dan masih ingin bergerak maju. Dan bukan berhenti.

Saturday, August 23, 2008

Mempertaruhkan Hidup

Di depan para muridnya, seorang guru menceritakan pengalaman bertemu dengan seorang veteran prajurit mantan penerbang Perang Dunia II. Pada suatu hari, prajurit tersebut harus menerbangkan ratusan pekerja rodi dari Cina untuk menggarap proyek jalan lintas hutan di Myanmar.

Jarak tempuh penerbangan tersebut cukup jauh dan lama. Untuk menghilangkan kebosanan sekaligus memanfaatkan waktu luang, para pekerja itu bermain judi dengan kartu. Awalnya mereka bertaruh dengan uang dan harta yang melekat di badannya. Nah, semakin lama lantaran tidak ada lagi yang dipertaruhkan, mereka bertaruh dengan hidupnya. Yang kalah harus terjun ke luar pesawat tanpa menggunakan parasut. Bayangkan!

"Alangkah mengerikan dan kejamnya mereka!" teriak seorang murid mendengar cerita tersebut. "Memang, benar," jawab Guru. "Tapi dengan begitu justru permainan menjadi semakin asyik!"

Kemudian ia melanjutkan bicara, "Engkau baru bisa mensyukuri hidup bila pernah mempertaruhkannya."

Friday, August 22, 2008

Merasakan Keindahan

Bukalah mata anda. Apa yang anda lihat? Sekumpulan orang yang sibuk berjalan dan bergumam tak menentu? Lihatlah wajah mereka? Wajah yang muram, ketus? Raut muka yang curiga, atau bahkan tak berekspresi? Namun, tidaklah anda perhatika, ada seseorang yang tersenyum kepada anda? Lihatlah sekali lagi. Coba, lebih teliti kali ini, tidaklah anda melihat pohon-pohon yangmelambai, menyampaikan salam kepada anda?

Sekarang, konsentrasikan pendengaran anda. Apa yang anda simak? Keriuhan? Bisik-bisik dan pengunjingan? Orang dengan HP yang berjibaku dengan keberisikan? Orang yang mengumpat dan mencacai? Suara-suara radio yang memekakkan telinga? Tenang. Renungkan sejenak. Tidakkah anda menyimak, ada senandung doa dari burung-burung kecil, yang menyayikan lagu pagi hari? Atau, sebuah irama dari serangga kecil yang membisikkan lagu tidur di kala malam?

Lalu, tarik nafas anda dalam-dalam. Ada aroma yang memualkan? Tenang. Hirup lagi lebih dalam. Berkonsentrasilah saat ini. Tidakkah anda merasakan semerbak keharuman yang menyuburkan bunga-bunga?

Coba rasakan indera yang ada di kulit anda. Lembab? Udara yang penat? Tenang. Coblah sekali lagi. Tidakkah anda pernah rasakan kesejukan yang membuat anda nyaman. Rasakanlah kesejukan udara dingin itu. Rasakan juga kehangatan udara yang hadir di saat terik. Rasakan, kehangatan matahari yang menyinari layaknya selimut malam.

Teman, akan selalu ada keindahan dalam setiap gerak kita. Selalu ada kesejukan dan kehangatan yang tercipta di sekitar kita. Fokuskan semua indera itu pada kebaikan. Dan anda akan merasakan keindahannya.

Thursday, August 21, 2008

Rasa Sebuah Ketulusan

Seorang teman karib menghampiri meja kerja anda, dan memungut sebatang pensil yang patah. Pintanya, "Boleh aku pinjam ini?" Anda yang sibuk hanya menengok sekelbat dan berkata, "Ambil saja." Setelah itu anda lupa kejadian itu selamanya. Padahal bagi teman anda, pensil patah itu amat berharga demi pengerjaan tugasnya.

Tahukah anda bagaimana "rasa" sebuah ketulusan? Setiap dari kita pasti pernah memberikan sesuatu dengan setulus murni. Namun, tidak banyak yang mampu memahaminya. Karena ketulusan bukanlah rasa, apalagi untuk dirasa-rasakan. Ketulusan adalah rasa yang tak terasa, sebagaimana anda menyilakan teman dekat anda mengambil pensil patah anda. Tiada setitik pun keberatan. Tiada setitik pun permintaan terima kasih. Tiad setitik pun rasa berjasa. Semuanya lenyap dalam ketulusan. Sayangnya tidak mudah bagi kita untuk memandang dunia ini seperti pensil patah itu. Sehingga selalu ada rasa keberatan atau berjasa saat kita saling berbagi. Sayangnya tidak mudah juga untuk bersibuk-sibuk pada keadaan diri sendiri, sehingga pensil patah pun tampak seperti pena emas. Jangan ingat-ingat perbuatan baik anda. Kebaikan yang anda letakkan dalam ingatan bagaikan debu yang tertiup angin.

Wednesday, August 20, 2008

Hukum Menabur Dan Menuai

Pada suatu hari seorang pemuda sedang berjalan di tengah hutan, tiba-tiba ia mendengar jeritan minta tolong. Ternyata ia melihat seorang pemuda sebaya dengan dia sendang bergumul dengan lumpur yang mengambang, semakin bergerak malah semakin dalam ia terperosok. Pemuda yang pertama tadi hendak sekuat tenaga memberrikan pertolongannya, dengan susah payah pemuda yang terperosok itu dapat di selamatkan. Pemuda yang pertama memapah pemuda yang terperosok ini pulang ke rumahnya.

ternyata rumah si pemuda kedua sangat bagus, besar, megah, dan mewah... Ayah pemuda ini sangat berterima kasih atas pertolongan yang diberikan kepada anaknya, dan hendak memberikan uang, pemuda yang pertama ini menolak pemberian tersebut. Ia berkata bahwa sudah selayaknya sesama manusia menolong orang lain yang dalam kesusahan. Sejak kejadian ini mereka menjalin persahabatan.

Si pemuda pertama adalah seorang yang miskin, sedangkan si pemuda kedua adalah bangsawan yang kaya raya. Si pemuda yang miskin ini mempunyai cita-cita untuk menjadi dokter, namun ia tidak mempunyai biaya untuk kuliah. Tetapi, ada seorang yang murah hati, yaitu ayah dari pemuda bangsawan itu. Ia memberikan beasiswa sampai akhirnya meraih gelar tersebut.

Tahukah saudara nama pemuda miskin yang jadi dokter ini?
Namanya ALEXANDER FLEMING, yang kemudian menemukan obat Penisilin. Si pemuda bangsawan masuk dinas militer dan dalam suatu tugas ke medan perang, ia terluka parah sehingga menyebabkan demam yang sangat tinggi karena infeksi. Pada waktu itu belum ada obat untuk infeksi serupa itu. Para dokter mendengar tentang penisilin penemuan Dr. Fleming dan mereka menyuntik dengan penisilin yang merupakan obat penemuan baru. Apa yang terjadi? berangsur-angsur demam akibat infeksi itu reda dan si pemuda akhirnya sembuh !!

Tahukah saudara siapa nama pemuda itu? Namanya adalah WINSTON CHURCHIL, PM Inggris yang termansyur itu. Dalam kisah ini kita dapat melihat hukum menabur dan menuai. Fleming menabur kebaikan , ia menuai kebaikan pula. Cita-citanya tekabul, ia menjadi dokter. Fleming menemukan penisilin yang akhirnya menolong jiwa Churchil. Tidak sia-sia bukan beasiswa yang diberikan ayah Churchil?

Tuesday, August 19, 2008

Hadiah

Bayangkan ada sebuah bank yang memberi anda pinjaman uang sejumlah Rp 86.400,- setiap paginya. Semua uang itu harus anda gunakan. Pada malam hari, bank akan menghapus sisa uang yang tidak anda gunakan selama sehari. Coba tebak, apa yang akan anda lakukan? Tentu saja, menghabiskan semua uang pinjaman itu.

Setiap hari kita memiliki bank semacam itu; bernama WAKTU. Setiap hari, ia akan memberi anda waktu 86.400 detik. Pada malam harinya ia akan menghapus sisa waktu yang tidak anda gunakan untuk tujuan baik. Karena ia tidak memberikan waktu tambahan. Setiap hari ia akan membuka satu rekening baru untuk anda. Setiap malam ia akan menghanguskan yang tesisa. Jika anda tidak menggunakannya maka kerugian akan menimpa anda. Anda tidak bisa menariknya kembali. Juga, anda tidak bisa meminta "uang muka" untuk keesokan hari. Anda harus hidup di dlaam simpanan hari ini. Maka dari itu, investasikanlah untuk kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan anda.

Jam terus berdetak. Gunakan waktu anda sebaik-baiknya.

Agar tahu pentingnya waktu SETAHUN, tanyakan pada murid yang gaga kelas.
Agar tahu pentingnya waktu SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur.
Agar tahu pentingya waktu SEMINGGU, tanyakan pada editor majalah mingguan.
Agar tahu pentingnya waktu SEJAM, tanyakan pada kekasih yang menunggu untuk bertemu.
Agar tahu pentingnya waktu SEMENIT, tanyakan pada orang yang ketinggalan pesawat terbang.
Agar tahu pentingnya waktu SEDETIK, tanyakan pada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan.
Agar tahu pentingnya waktu SEMILIDETIK, tanyakan pada peraih medali perak olimpiade.

Renungan :

Hargailah setiap waktu yang anda miliki.
Dan ingatlah waktu tidaklah menunggu siapa-siapa

Monday, August 18, 2008

Sandal Kulit Sang Raja

Seorang Maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan di luar istana kakinya terluka karena terantuk batu. Ia berpikir, "Ternyata jalan-jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya."

Maharaja lalu memanggil seluruh menteri istana. Ia memerintahkan untuk melapisi seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik. Segera saja para menteri istana melakukan persiapan-persiapan. Mereka mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri.

Di tengah-tengah kesibukan luar biasa itu, datanglah seorang pertapa menghadap maharaja. Ia berkata pada maharaja, "Wahai paduka, mengapa paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki paduka."

Konon sejak itulah dunia menemukan kulit sebagai telapak kaki yang kita sebut "Sandal".

Renungan :

Ada pelajaran yang berharga dari cerita itu. Untuk membuat dunia menjadi tempat yang nyaman untuk hidup, kita harus mengubah cara pandang kita, hati kita, dan diri kita sendiri, dan bukan dengan jalan mengubah dunia itu.

Karena kita seringkali keliru dalam menafsirkan dunia. Dunia, dalam pikiran kita, kadang hanyalah suatu bentuk personal. Dunia, kita artikan sebagai milik kita sendiri, yang pemainya adalah kita sendiri. Tak ada orang lain yang terlibat diasan, sebab, seringkali dalam pandangan kita, dunia, adalah bayangan diri kita sendiri.

Ya, memang, jalan kehidupan yang kita tempuh masih terjal dan berbatu. Manakah yang kita pilih, melapisi setiap jalan itu dengan permadani berbulu agar kita tak pernah merasakan sakit, atau, melapisi hati kita dengan kulit pelapis, agar kita dapat bertahan melalui jalan-jalan itu?

Sunday, August 17, 2008

Hidup Adalah Pilihan

Ada 2 buahbibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, "Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. KAku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagu di pucuk-pucuk daunku."

Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.

Bibit yang kedua berguman. "Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan ketemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? san jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang?Tunasku ini pasti akan terkoyak.

Apa yang terjadi jika tunasku terbukam, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman."

Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.

Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan mencaploknya segera.

Renungan :

Memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbang-bimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, pilihlah dengan bijak.

Saturday, August 16, 2008

Sahabat

Periksalah kembali persahabatan yang pernah anda rajut. Apakah masih terbentang di sana? Atau anda telah melupakan-nya jauh sebelum ini. Bekerja keras dan meniti jalan karier bukan berarti memisahkan anda dari persahabatan. Beberapa orang mengatakan bahwa menjadi pemimpin itu berteman sepi; selalu mengerjakan apa pun sendiri. Memang pohon yang menjulang tinggi berdiri sendiri. Perdu yang rendah tumbuh besemak-semak. Demikianlah hidup yang ingin anda jalani? Bukan. Jangan kacaukan karier dengan kehidupan yang semestinya. Persahabatan merupakan bagian dari hidup anda. Binalah persahabatan. Anda akan merasakan betapa kayanya hidup anda. Berbagai kesedihan pada sahabat, memperkokoh kebahagiaan

Orang bijak bilang bahwa sahabat adalah satu jiwa dalam tubuh yang berbeda. Dan sahabat anda yang terdekat adalah keluarga anda. Barangkali, itulah mengapa bersahabat meringankan beban anda, karena di dalam persahabatan tidak ada perhitungan. Di sana anda belajar menghindari hal-hal yang tidak anda setujui, dan senantiasa mencari hal-hal yang anda sepakati. Itu juga mengapa persahabatan adalah kekuatan. Sebagaimana kata pepatah, hidup tanpa teman, mati pun sendiri

Friday, August 15, 2008

Jendela Rumah Sakit

Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat di sebuah kamar rumah sakit. Seorang di antaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskan duduk di tempat tidur selama satu jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunya yang ada di kamar itu.

Sedangkan pria yang lain harus berbaring lurus di atas punggungnya.

Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan, dan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.

Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela di perbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah, pria ke dua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indah semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.

"Di luar jendela, tampak sebuah taman dengan kolam yang indah. Itik dan angsa berenag-renang cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu-perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Suatu senja yang indah."

Pria pertama itu menceritakan keadaan di luar jendela dengan detil, sedangkan pria yang lain berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan pemandangan itu. Perasaanya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya bertambah.

Pada suatu sore yang lain, pria yang duduk didekat jendela menceritakan tentang parade akrnaval yang sedang melintas. Meski pria kedua tidak dapat melihatnya melalui pandangan mata pria yang pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang indah.

Begitulah seterusnyam, dari hari ke hari. Dan, satu minggu pun berlalu.

Suatu pagi, perawat datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati ternyata pria yang berbaring di dekat jendala itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawat lain untuk memindahkannya ke ruang jenazah. Kemudian pria yang kedua ini meminta pada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur di dekat jendela itu. Perawat itu menuruti kemauannya dengna senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesaim, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.

Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela itu. Betapa senangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahaan itu. Hatinya tegang, perlahan ia menjengukkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya? Ternyata, jendela itu menghadap ke sebuah TEMBOK KOSONG !!!

Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah seorang yang buta bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun.

"Barangkali ia ingin memberimu semangat hidup" kata perawat itu.

Renungan :

Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang mendengarnya. Setiap kata, adalah layaknya pemicu, yang mampu menelisik sisi terdalam hati manusia, dan membuat kita melakukan sesuatu. Kata-kata, akan selalu memacu dan memicu kita untuk menggerakkan setiap anggota tubuh kita, dalam berpikir, dan bertindak.

Kita percaya, dalam kata-kata, tersimpan kekuatan yang sangat kuat. Dan kita telah sama-sama melihatnya dalam cerita tadi. Kekuatan kata-kata, akan selalu hadir pada kita yang percaya.

Kita percaya, kata-kata yang santun, sopan, penuh dengan kontribusi positif dalam setiap langkah manusia. Ujaran-ujaran yang bersemangat, tutur kata yangmembangun selalu menghadirkan sisi terbaik dalam hidup kita. Ada hal-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Menyampaikan keburukan, sebanding dengan setengah kemuraman, namun, menyampaikan kebahagiaan akan melipatgandakan kebahagiaan itu sendiri.

Thursday, August 14, 2008

Kasih Sayang

Apalah artinya perbedaan dibandingkan dengan banyaknya persamaan di antara kita. Bukankah kita sama-sama membutuhkan sesuap nasi tanak dan seteguk air segar demi memenuhi lapar dan dahaga? Kita juga sama-sama menangis di kala sedih dan tertawa di saat gembira. Kita sama-sama gemetar sewaktu ketakutan melanda serta tergeletak ketika kegembiraan menerpa. Kita sama-sama berkeringat di bawah terik matahari, dan menggigil ditelan dinginnya malam. Tidakkah kita melihat begitu banyak persamaan di antara kita sampai-sampai muskil menghitunya?

Lalu mengapa secuil perbedaan yang dipicu oleh keinginan, hasrat dan nafsu menyangsingkan semua kesamaan kita? Mengapa kita, seolah memiliki lebih banyak waktu untuk mengais-ais perbedaan, menggoreskan garis pemisah, memancang bendera kami dan kau? Tidak cukupkah satu persamaan di antara kita berikut ini memupuskan kegigihan untuk mempertahankan warna-warna itu: bukankah kita sama-sama membutuhkan kasih sayang?

Kesempatan Terbaik

Kesempatan adalah waktu, karena ia hanya datang sekali. Kesempatan adalah peluang, karena anda dapat mengambil atau mengabaikannya. Kesempatan adalah keluasan, karena ia membuka jalan-jalan baru di masa depan. Di hadapan anda berjajar pintu-pintu kesempatan tak terhingga yang terbuka lebar. Anda hanya bisa memilih satu dan tak ada jalan kembali. Karenanya, putuskanlah yang terbaik bagi anda. Nasib tidak memihak pada siapa-siapa, melainkan pada keputusan anda.

Kata pepatah, matahari pagi takkan terbit dua kali untuk membangunkan orang yang tertidur nyenyak. Kesempatan pun takkan mengetuk dua kali agar anda mau membukakan pintu keputusan anda. Bila, toh ia datang lagi, ia menampakkan wajah yang berbeda. Dan, kesempatan terbaik yang anda miliki adalah hidup hanya sekali ini. Pergunakanlah bukan hanya sebaik-baiknya, namun yang terbaik-baiknya.

Tuesday, August 12, 2008

Nikmatilah Hidup ini

Seberapa luas dunia yang anda ciptakan? Banyak orang hanya memiliki dunia seluas meja tulisnya. Atau sepetak ruang kerjanya. Atau mungkin sebesar gedung kantornya saja. Pandanglah keluar. tebarkan pandangan anda. Carilah ujung cakrawala. Nikmatilah cahaya matahari sore menemani perjalanan pulang anda ke rumah. Dunia anda jauh lebih luas dari yang anda sangka. Ruang yang tersedia bukan hanya antara rumah dan ruang kerja anda. Anda dianugerahi lautan, pegunungan, hutan, mata air dan berbagai keindahan alam lainnya. Sadarilah bahwa semua ini tak kalah berharganya. Karena itu, jangan sia-siakan waktu anda untuk tidak melebur dengan keindahan yang tiada tara. Jangan ragu untuk meninggalkan pekerjaan anda. Esok masih ada. Kecuali anda mau menyesal karena di saat pandangan anda telah lamur, anda baru tersadar akan keelokan alam ini.

Pekerjaan anda bisa menunggu. Namun umur anda takkan kembali. Waktu adalah anak panah yang melesat kencang. Anda tak mungkin mampu menghentikan atau melambatkannya. Selama waktu masih tersisa, tak perlu ragu untuk menikmati kehadiran anda di bumi ini. Ketika anda menyadari betapa berharganya itu semua, andapun menyadari betapa berharganya itu semua, andapun menyadari betapa berharganya anda yang mungil ini di alam semesta yang maha luas ini. Kehadiran anda bagian dari alam ini. Hiduplah penuh keseimbangan.

Monday, August 11, 2008

Cangkir yang Cantik

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. "Lihat cangkir itu," kata si nenek kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang.
Stop! Stop! teriaku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata "belum !"

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sangat dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.

Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Oa terus membakarku. Setelah puas ia "menyikasaku" kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihar diriku.

Renungan :

Seperti itulah Tuhan membentuk kita. Pasa saat Tuhan membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan-Nya.

"Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai percobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun."

Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Dia sedang membentuk Anda. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai. ANda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk Anda.

Sunday, August 10, 2008

Orang Yang Menghalangi Anda

Bagaimana bila ada seseorang sedemikian ngotot menghalangi anda mencapai sukses? Bagaimana bila orang itu juga yang selalu merintangi anda di setiap usaha? Bagaimana perasaan anda terhadap orang itu? Bagaimana kalau orang itu selalu muncul sambil membawa segudang alasan untuk menghalangi anda bertindak?

Bagaimana kalau ternyata orang itu adalah anda sendiri? Boleh jadi. Ada kemungkinan, diri sendiri adalah musuh terbesar anda dalam menghalangi sukses dan kegemilangan.

Pernakah anda memergoki diri anda sendiri berkata "aku tidak mungkin melakukan itu"...? Tidakkah suara kecil itu juga yang selalu merintangi tujuan anda, dan membawa berjubel-jubel alasan bahwa ini-itu adalah mustahil?

Keterbatasan yang anda miliki memang meminta anda untuk membatasi diri. Tetapi keputusan tetap di tangan anda. Suara kecil itu silahkan bicara apa saja.

Relakah anda dipenjara oleh keterbatasan? Tentu tidak. Bayangkan apa yang anda dapat anda capai bila anda 100% mendukung diri anda sendiri.

Nah silahkan berhenti berkhayal, dan mulailah kehidupan.

Saturday, August 9, 2008

Singirkan Prsangka

Ketika anda memandang suatu persoalan, tanggalkan prasangka-prasangka. Prasangka itu bagaikan sepatu yang nyaman dipakai namun tak dapat digunakan untuk berjalan. Ia memberikan jawaban sebelum anda mengetahui pertanyaannya. Dan, seburuk-buruknya jawaban adalah bila anda tak paham akan masalahnya. Biarkan fakta yang tampak di hadapan anda terima apa adanya. Jangan biarkan prasangka menyeret anda ke ujung jalan yang lain. Mungkin anda merasa aman dengan prasangka anda, namun sebenarnya ia berbahaya di waktu yang panjang. Bila anda telah mampu melepaskan prasangka, anda menemukan pandangan yang lebih jernih, keberanian untuk mengatasi masalah dan jalan yang lebih lebar.

Bila anda mengenakan kacamata, maka yang melihat tetaplah mata anda. Bukan kacamata anda. Dan keadaan yang sebenarnya terjadi adalah apa yang berada di balik kacamata. Bukan yang terpantul pada cermin kacamata anda. Demikian pula halnya dengan diri anda, yang sesungguhnya melihat adalah hati anda melalui mata anda. Prasangka itu adalah debu-debu pikiran yang mengaburkan pandangan hati sehingga anda tak mampu melihat dengan baik. Usaplah prasangka sebagaimana anda menyingkirkan debu dari kacamata karena keinginan anda untuk melihat lebih jelas dan jernih lagi.

Friday, August 8, 2008

Sang Juara

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab, memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsingkan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.

Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalurl lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 "pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.

Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!"

Dor. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. "Ayo...ayo...cepat...cepat, maju...maju", begitu teriak mereka. Ahha... sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan Mark lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati "Terima kasih."

Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu disehkan, ketua panitia bertanya. "Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?". Mark terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan" kata Mark.

Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongmu mengalahkan orang lain. Aku , hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.

Renungan :

Anak-anak tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Mark, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Mark, tak memohon kepada Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya. Namun, Mark, bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga.

Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, bukanlah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan- Nya, dan panduan-Nya?

Kita sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang shaleh.

( diadaptasi dari Irfan-seeds )

Thursday, August 7, 2008

Tips Berjabat Tangan Yang Efektif

Berjabat tangan sudah menjadi bagian ritual dunia usaha. Mungkin anda menganggap tidak perlu dipikirkan panjang-panjang, tetapi tidak bagi orang yang sedang berjabat dengan anda. Sikapnya dalam berjabatan menampilkan sebagian besar kesannya terhadap anda. Ingatkah anda bagaimana kesalnya anda bila berjabatan tangan dengan orang yang memberikan jabatan yang amat lemah lunglai atau sebiknya terlalu keras bersemangat.

Jangan sampai anda dikategorikan sebagai orang yang tidak mengesankan baik saat berjabat tangan. Berikut ini ada beberapa tehnik berjabat tangan:

1. Tataplah mata lawan bicara anda saat berjabat tangan dengannya. Tidak anda yang lebih mengacuhkan selain jabatan tangan tanpa tatapan mata. Ini menunjukkan rasa tidak hormat atau tidak tertarik. Dengan menatap lawan bicara saat berjabatan, anda menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri.

2. Berjabat-tanganlah dari telapak ke telapak. Jangan berjabatan tangan dengan mempertemukan dari jari ke jari, atau telapak dengan jari. Dengan berjabat-tangan dari telapak ke telapak akan memberikan perasaan bersahabat dan tidak meninggalkan perasaan yang tidak nyaman atau terluka.

3. Jangan terlalu akrab. Beberapa orang bertindak berlebihan dengan menarik tangan lawan dan secara keras mengayunkan ke atas ke bawah. Jabat tangan semacam ini sama dengan "mulut besar". Bersikaplah percaya diri, jangan membuat orang lain kesal.

4. Sadarlah akan keterbatasan phisik seseorang. Orang jompo, cacat, atau penderita arhitis mungkin memiliki tulang yang lemah dan keterbatasan gerak. Melukai seseorang saat berjabatan mungkin justru menutup pintu bukannya membuka pintu hubungan yang baik.

5. Ingatlah untuk menciptakan jabat tangan yang bermakna. Jika anda berjabatan tangan lalu dengan segera menarik tangan anda dan melanjutkan pembicaraan seolah-olah tidak terjadi apa-apa, maka orang akan menggangapnya sebagai jabatan tangan yang tak berarti dan tidak tulus. Berikan pada lawan anda beberapa saat untuk menunjukkan perhatian anda melalui kontak mata atau pembicaraan sebelum anda menarik tangan anda. Mereka akan merasa bahwa mereka sedang bertemu dengan orang yang layak.

( diadaptasi dari Daily Tips, Deek McAleer, Dreamlife )

Wednesday, August 6, 2008

Bagaimana Anda Mampu Kuat Bekerja

Bagaimana seseorang tahan berjam-jam bekerja seolah tak mengenal lelah? Apa pula rahasia pekerja rig lepas pantai yang meninggalkan anak istri bertarung dengan angin badai? Bagimana juga dengan para petani, nelayan, kuli, sopir angkutan, pekerja berat yang tahan membanting tulang di tengah terik panas atau dingin malam? Kekuatan apa yang mendorong mereka begitu kuat secara fisik dan tangguh secara mental? Sedangkan di sudut sempit yang lain, banyak orang berkeluh karena persoalan yang tak lebih besar dari ujung kuku.

Kekuatan itu bernama cinta. Cinta yang melahirkan harapan dan pengabdian bagi kepada siapakah mereka mempersembahkan hasil kerja mereka, kepada keluarga nun jauh disana; kepada masyarakat banyak yang membutuhkan karya mereka; kepada alam yang yang mengasuh mereka; kepada masa depan kehidupan yang sejahtera; atau kepada hati tempat cinta itu mengalir.

Bila anda berkeluh kesah hanya karena harus memperpanjang waktu kerja anda beberapa jam saja, maka kenanglah punggung bungkuk seorang kakek yang menarik sampah kota ini. Beliu memiliki sesuatu yang ia cintai, yang kepadanya ia ulurkan kerja.Kepada beliau kita belajar tentang pengabdian atas nama cinta.

Tuesday, August 5, 2008

Batu Besar

Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat ia berdiri depan kelas dan berkata, "Okay, sekarang waktunya untuk quiz." Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkanya di meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar sekepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas, "Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?"

Semua mahasiswa serentak berkata, "Ya!"

Dosen bertanya kembali, "Sungguhkah demikian?" Kemudian, dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian, sekali lagi ia bertanya pada kelas, "Nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"

Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab, "Mungkin tidak."

"Bagus sekali," sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, "Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"

"Belum!" sahut seluruh kelas.

Sekali lagi ia berkata, "Bagus, Bagus sekali." Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, "Tahukah kalian apa maksud illustrasi ini?"

Seorang mahasiswa dengan semangat mengancungkan jari dan berkata, "Maksudnya adalah, tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya."

"Oh, bukan," sahut dosen, "Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari illustrasi mengajarkan pada kita bahwa: bila anda tidak memasukkan "batu besar" terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya."

Apa yang dimaksud dengan "batu besar" dalam hidup anda? Anak-anak anda, Pasangan anda, Pendidikan anda, Hal-hal yang penting dalam hidup anda: Mengajarkan sesuatu pada orang lain; Melakukan pekerjaan yang kau cintai; Waktu untuk diri sendiri, Kesehatan anda, Teman anda, atau semuanya yang berharga.

Ingatlah untuk selalu memasukkan "Batu Besar" pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.

Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita pendek ini, tanyalah pada diri anda sendiri. "Apakah "Batu Besar" dalam hidup saya? Lalu kerjakan itu pertama kali."

Monday, August 4, 2008

Berlayarlah Menuju Pantai Harapan

Anda adalah perahu kokoh yang sanggup menahan beban, terbuat dari kayu terbaik, dengan layar gagah menentang angin. Kesejatian anda adalah berlayar mengarungi samudra, menembus badai dan menemukan pantai harapan. Sehebat apapun perahu diciptakan, tak ada gunanya bila hanya tertambat di dermaga. Dermaga adalah masa lalu anda. Tali penambat itu adalah ketakutan dan penyesalan anda. Jangan buang percuma seluruh daya kekuatan yang dianugerahkan pada anda. Jangan biarkan masa lalu menambat anda di situ. Lepaskan diri anda dari ketakutan dan penyesalan. Berlayarlah. Bekerjalah.

Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang. Yang memisahkan anda dengan keberhasilan adalah masalah yang menantang. Di situlah tanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus segala rintangan. Hakikat diri anda adalah berkarya menemukan kebahagiaan.